.
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 25 Mei 2016

Modal Usaha 400 Ribu, Kini Omset Bisnis Jahe Merahnya Sukses Mencapai 10 Jutaan Perbulan




Membaca atau mendengarkan kisah para pengusaha dalam menggapai sukses tentunya akan sangat membantu , terutama untuk para pengusaha muda atau pemula dalam memotivasi diri.

Sehingga semakin bersemangat dan termotivasi untuk terus dan terus melanjutkan penulisan catatan kisah sukses kita sendiri dalam meraih kesuksesan finansial yang pastinya adalah dambaan bagi setiap pengusaha.



Pada pertemuan kita kali ini, admin akan mengutipkan sebuah kisah sukses dari seorang pengusaha muda agrobisnis yang menggeluti usaha budidaya jahe merah dari majalah pengusaha yang cukup terkenal, yakni swa.

Inilah kisah sukses Wahyu, seorang remaja berusia 19 tahun yang dahulunya sempat menjadi pengangguran dan tidak mampu melanjutkan kuliah karena keterbatasan dana.

Perjuangan menuju sukses oleh si wahyu ini bahkan sempat di tentang orang tuanya, yakni ketika ia memutuskan untuk terjun dan menjadi seorang pengusaha agrobisnis, dengan menekuni usaha budidaya Jahe Merah.

Berikut kisah lengkapnya,

Wahyu Widodo, seorang putra Sragen, Jawa Tengah yang kala itu berusia 19 tahun. Setamat dari sekolah umum menengah atas pada Juni 2014 silam, Wahyu kemudian resmi terdaftar sebagai seorang pengangguran.

Gambar Rimpang Jahe


Hingga pada November 2014, Wahyu yang pada waktu itu masih menganggur, mendapatkan sebuah ajakan untuk mengikuti pelatihan di perpustakaan daerah Kabupaten Sragen. Wahyu menjadi peserta untuk pengenalan internet di sebuah perpustakaan yang disponsori oleh sebuah Perusahaan Minuman Multinasional.

Seusai mengikuti pelatihan, tekad Wahyu menjadi semakin bulat untuk dapat menjadi seorang Pengusaha Bibit Jahe Merah.

Wahyu yang sudah mendapatkan banyak informasi tentang jahe merah dari pelatihan dan hobinya berselancar dan mencari imformasi di internet kemudian mencari modal untuk dapat segera memulai bisnis jahe merahnya.

“Saya meminta modal dari ibu dan bapak, tapi sempat ditolak,” kisah Wahyu.

Kemudian ia pun mencoba meminta kepada kakaknya yang kemudian diberilah ia uang modal sebesar Rp 200 ribu.

“ Pas tanggal 11 November  ulang tahun saya, minta hadiah ulang tahun dari ibu Rp 200 ribu untuk tambahin modal,” kata Wahyu kepada wartawan, di Hotel Morrisey, Jakarta, Kamis, 17 September 2015.

Wahyu yang diundang ke dalam sebuah acara oleh sebuah perusahaan minuman terkenal skala internasional tersebut, akhirnya datang untuk memberikan kesaksiannya tentang kisah suksesnya sebagai seorang pengusaha adalah setelah ‘bersentuhan’ dengan perpustakaan dan dunia internet.

 Dari modal Rp 400 ribu itulah, Wahyu yang lahir dari keluarga petani mencoba untuk mengembangkan pembudidayaan bibit jahe merah.

 Namun, setelah sebulan mencoba, ternyata hasilnya gagal. wahyu pun pergi lagi ke perpustakaan daerah untuk mencari informasi lebih dalam tentang seluk beluk dan ilmu untuk menanam dan budidaya bibit jahe merah yang benar, termasuk juga dengan terus mencari informasi tambahan dengan browsing di internet.

Setelah mencoba lagi untuk ke dua kali, kini Wahyu mulai merasakan manisnya keberhasilan.

Setelah jahe merah telah siap jual, Wahyu pun mencoba memasarkan jahe merah hasil budidayanya itu secara online dengan menampilkan foto-fotonya.

“Dulu saya punya Facebook, tapi tidak untuk jualan,” kata Wahyu.

Beberapa jam kemudian, Wahyu ternyata langsung mendapatkan pesanan dari Solo. Ia dan kakaknya pun bergegas mengantarkan pesanan jahe merah itu ke Solo dengan sepeda motor.

“Itu hasil keringat pertama saya dapat pas malam-malam dan hujan,” kata Wahyu.

Memang dasar nasib yang lagi mujur, Keesokan harinya, ia pun menerima pesanan lagi dari Purworejo.

 “Bibit saya semai di kardus, saya ikat pakai kardus. Naik bus Sumber Kencono,” kata Wahyu yang saat itu belum mengenal jasa pengiriman paket.

Nah dari dua pembeli bibit jahe merah  itulah uang modalnya kembali. Wahyu kemudian memasang iklan iklannya tiap minggu. Pesanan bibit jahe merah dari sejak Januari 2015 hingga sekarang sudah mencapai pasar Pulau Jawa dan Sumatera.

 “Omzet saya sampai Rp 10 juta per bulan,” kata Wahyu.

Wahyu yang semula tidak bisa kuliah, sekarang sudah mampu membiayai kuliah dan biaya kosnya sendiri pada jurusan Agribisnis di Universitas Muhamadiyah, Yogyakarta.

Kini, Ia bahkan bercita-cita menjadi eksportir Jahe gajah.

Direktur Perpuseru Erlyn Sulistyaningsih mengatakan timnya berkomitmen untuk menjadikan perpustakaan bukan sekedar pinjam buku dan membaca tetapi mentransformasinya sebagai pusat kegiatan masyarakat.

 “Membuka peluang-peluang supaya masyarakat bisa mengubah dirinya,” kata Erlyn.

Menurut Eryln, perpustakaan daerah di Kabupaten diberi fasilitas empat unit komputer, software software pendukung, dan jaringan internet yang bermitra dengan pihak Telkom Indonesia.

 Sedangkan untuk perpustakaan desa, diberikan bantuan 3 unit komputer.
Selain bantuan fasilitas, PerpuSeru juga mengadakan pelatihan pengoperasian dan pendayagunaan internet kepada staf perpustakaan di daerah.


Nah pembaca, demikianlah kutipan kisah sukses wahyu yang dulunya seorang pengangguran yang kini telah mampu membiayai kuliah dan hidupnya dengan hasil usaha agrobisnisnya yang omsetnya telah mencapai puluhan juta rupiah dengan hanya modal 400 ribu rupiah saja.

Kiranya kisah kesuksesan wahyu dalam usahanya menjadi seorang usahawan muda bidang agribisnis tersebut semoga dapatlah menambah semangat dan motivasi kita dalam berjuang dan berusaha sehingga kita dapat mencapai kesuksesan dalam bidang usaha yang telah anda pilih sekarang dan kita cita-citakan.

Baca Juga :

Peluang dan Prospek Budidaya Kangkung  Modal Kecil Kecilan

Gajian Tiap Bulan : Cara dan Analisa Budidaya Jahe Dalam Karung / Polybag

Kisah Sukses Eksportir Rempah Rempah




Oleh : MARTHA WARTA SILABAN
Tempo .co id









3 komentar

Unknown 18 Januari 2017 pukul 23.28

Saya tertarik budidaya jahe merah ini, tapi kalau di wilayah kalimantan selatan pemasarannya bagaimana ya? mengingat belum saya temui bisnis hilir jahe merah di kalsel

Unknown 7 April 2017 pukul 02.38

untuk membuat produk sih mudah saja,semua orang bisa saja.yang sulit itu penjualannya.di indonesia kalo ada wadah yang menampung hasil dari setiap petani saya rasa warga indonesia engga harus kerja sebagai buruh untuk mendapatkan uang.

Unknown 24 Oktober 2017 pukul 17.51

Kesaksian yang sangat inspiratif bagi pembacanya.... saya pernah mencoba untuk pembudidayaan jahe merah ini, awalnya memang terlihat sangat subur, tapi waktu daunnya sudah layu dan sudah lama juga masa tanamnya, saya coba untuk panen, tapi kok tidak ada rimpangnya ya (jadi hanya subur di daunnya saja) Mohon solusi untuk masalah ini, saya sudah browsing" tapi hasil tetap sama. Terimakasih

Posting Komentar

* Dipersilahkan bagi pembaca sekalian untuk memberikan tanggapan, kritik dan sarannya di kolom komentar agar blog ini bisa lebih baik lagi di masa mendatang.

* Komentar dari Robot spam serta yang mengandung Link Aktif di kolom komentar tidak akan ditampilkan.